Pages

Sok Sweeeet

Aku manis po ra???

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 29 Desember 2014

Day 1 at Banjarnegara

Bencana longsor di banjarnegara memang sudah terjadi sejak 1 mingguan yang lalu, pun segala bantuan tetap diupayakan sampai saat ini. Sabtu 27 Desember 2014, sekitar pukul 08.00 kami memulai perjalanan dari semarang, setelah 'mbulet' dengan update kebutuhan yang diperlukan disana yang terus saja berubah-ubah. Modal mantep akhirnya kami putuskan untuk berangkat dengan membawa kebutuhan seperlunya. Jalanan panjang tentunya menyisakan banyak cerita termasuk cerita tentang isi tas yang 'seabrek' dan lumayan menguras tenaga untuk menahannya tetap 'anteng' diantara jalan tanjakan. Sekitar jam 11 siang kami sampai di alun-alun wonosobo, alih-alih beristirahat kami menuggu teman dari UNSIQ yang akan menjemput. Sekitar jam 12an kami lanjut perjalanan, apesnya hujan turun sepanjang perjalanan terpaksa basah-basahan meskipun sudah pakai mantel.
Sampai di posko, tepatnya di daerah ngaliyan.. posko sahabat-sahabat PMII dan PCNU Banjarnegara. Suasana yang tidak sama seperti yang saya bayangkan, awalnya saya kira pengungsian itu berbentuk barak dan banyak orang terlantar disana, ternyata tidak seburuk yang saya bayangkan. syukurlah... Ada hal yang kemudian mengherankan bagi saya yakni tim relawan tidak satu koordinasi, seolah-seolah saling berebut demi eksistensi memasang backdroup sebanyak-banyaknya. Ah... yang jelas niat seseorang tidak ada yang tahu, pantas saja jika ada tulisan 'jadilah relawan bukan wisatawan'.
Menjelang magrib kami berkunjung ke posko teman yang kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh, sekalian temu kangen dan berbagi cerita juga informasi di pengungsian. Kami diajak untuk 'nimbrung' nonton bareng film-film pendek yang menurut saya filmnya sangat menarik, tidak butuh waktu lama untuk menyaksikannya, juga tidak butuh memutar otak untuk mencerna isi yang disampaikan. Sekitar setengah 10 malam film selesai, dan kami kembali ke posko awal. Ngobrol-ngobrol istirahat sebentar kemudian koordinasi bersama mempersiapkan rencana 'trauma healing' besok. Semoga niat baik berbuah baik, Amiinnn

KOPRI Jateng delegasikan kader ikuti Pelatihan Kader Patriot

Oleh Sulistiyowati dan Hidayatul Khasanah (Kader KOPRI asal Grobogan)

Yogyakarta 19-21 Desember 2014, Korp PMII Putri Jawa Tengah delegasikan dua kader perempuan untuk mengikuti pelatihan kader patriot di yogyakarta. Pelatihan yang diadakan oleh Senat Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga ini diikuti 50 peserta dari seluruh indonesia, peserta adalah delegasi dari BEM seluruh indonesia dan kader-kader PMII maupun KOPRI. Materi yang disajikanpun diantaranya membahas ideologi indonesia ditengah gerusan ideologi dunia, kemaritiman, sosialisasi UU desa dll. Di akhir acara, Bang Eman Hermawan selaku fasilitator acara sekaligus senior PMII merumuskan gagasan tindak lanjut bahwa mahasiswa khususnya PMII harus siap melakukan advokasi di desa-desa dengan memanfaatkan skill yang kita miliki.

Manakala Perempuan Berdaya


Perempuan adalah sosok yang unik. Masing-masing perempuan sebenarnya dibekali oleh Tuhan dengan potensi yang berbeda, sama halnya dengan laki-laki. Oleh karena itu dalam kehidupan social masyarakat laki-laki dan perempuan mempunyai peran yang setara, tugas dan fungsi yang seimbang. Peran perempuan dalam kehidupan social masayarakat bisa dikatakan mengalami ketimpangan gender jikalau dari diri perempuan itu sendiri merasa tidak berdaya, tidak ada keyakinan untuk bisa setara dan masih bergantung terhadap susuatu yang membuat dirinya merasa nyaman.
Lalu, cakupan berdaya itu sendiri meliputi apa saja ya ?
Pertama, Intelektualitas _perempuan yang cerdas memiliki eksistensi yang berbeda dibanding dengan perempuan yang tidak memiliki kecerdasan intelektual. Kemampuan dirinya dalam brinteraksi dengan masyarakat luas akan membawa dirinya menjadi pribadi yang penuh percaya diri dan berdampak pada penghargaan lebih dari masyarakat sekitar tempat dia hidup dan bermukim.
Oleh karena itu dalam kondisi apapun perempuan wajib sekolah, hal ini untuk menghindari buta huruf yang sehingga jauh pada kata tertindas dalam budaya perempuan sebagai konco wingking. Dengan program wajib belajar 9 tahun sebenarnya sudah cukup membantu membebaskan perempuan dari keterpurukan dalam mendapatkan akses informasi dan pengetahuan. Langkah awal dari pemerintah ini sepatutnya mendapat apresiasi dari perempuan itu sendiri dalam mewujudkan cita-citanya yang tidak hanya sekedar cita-cita sederhana saja. Bagi saya sendiri melanjutkan ke bangku kuliah adalah wajib. Dengan begitu kita setiap hari berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki kapasitas yang sama yaitu mahasiswa sebagai penduduk kampus. Lingkungan kampus akan meruncingkan nalar berfikir kritis kita sebagai perempuan.
Kecerdasan intelektual ini yang nantinya bisa menggiring perempuan untuk bisa lebih berfikir mandiri dan bebas dari tekanan. Apa yang dia fikirkan tentang apapun, tidak lagi takut pada mitos ataupun balak sehingga pola pikir primitive benar-benar dia buang dalam kehidupannya.
Setelah kecerdasan intelektual sudah terbangun, selanjutnya yang ke dua yang tidak kalah pentingnya adalah berdaya secara ekonomi. Perempuan yang cerdas akan mapu mengelola yang menjadi potensi dirinya. Kemudian melihat potensi sumber daya yang ada disekitanya sehingga dia bisa hidup dari kemampuan mengelola sumber daya yang ada disekitar dan dijadikanlah peluang usaha bagi dirinya. Konsekwensi dari hal tersebut yang membuat dirinya tidak tergantung pada pihak lain, karena merasa secara ekonomi dia bisa survive. Biasanya perempuan seperti ini secara psikologis memiliki karakter yang kuat, pantang menyerah, berani mengambil resiko dalam berekspresi. Dari sisi religius memiliki kekuatan dan keleluasaan untuk berkeyakinan menjalankan ajaran yang diyakini kebenarannya tanpa takut pada ancaman dan gangguan dari pihak lain.
Faktor yang penghambat ketidakberdayaan perempuan (sulit survive)
Kooptasi dan hegemoni yang terlalu kuat. Contohnya lingkungan sekitar yang tidak mendukung upaya survive nya, seperti suami, orang tua dan budaya, yang membatasi ruang geraknya dalam berekspresi. Biasanya perempuan seperti ini tidak memiliki jiwa tertantang yang lebih karena dirinya sudah terlalu nyaman hidup dizona nyaman, secara ekonomi sudah terpenuhi apa yang dia inginkan. Konsekwensinya, kehidupn yang sudah bergantung pada orang lain meskipun suami sendiri yang nota bene wajib menafkahi keluarga akan berdampak pada karakter perempuan dalam kehidupan jikalau suami tidak lagi bisa menafkahinya. Suply financial dari pihak manapun berdampak pada tingkat kenyamanan kehipunan seseorang dan membuat orang itu tidak terasah kemampuannya dalam upaya survive secara ekonomi.
Sedangkan factor pendukung perempuan bisa survive diantaranya terinspirasi dari pihak lain yang mampu menggugah keinginannya untuk bangkit dan membangun jati diri nya menjadi perempuan berdaya secara intelektual, ekonomi, social dan spiritual.

KOPRI ikuti pelatihan wirausaha bareng di Balaikop

Zhaqraf Maulida dan Vina Inayatuzzulfa

Rabu, 17 Desember 2014

Foto Longmarch dan aksi seribu lilin










Konsolidasi Regional Jateng dan DIY

Wonosobo, 29-30 November 2014 Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PB PMII ) adakan konsolidasi Nasional regional Jateng-DIY. Bertempat di aula Kampus Unsiq Wonosobo. Wacana PMII kembali ke Kampus dan Pesantren rupanya tidak hanya sebatas wacana namun juga mulai di terapkan sedari dini oleh PB PMII dan menghimbau agar cabang seIndonesia melakukan hal sesuai dengan himbauan PB PMII. Terbutki bahwa konsolidasi yang diadakan PB PMII kali ini bertempat di sebuah kampus.
Beberapa hal yang di sampaikan oleh Ketua Umum PB PMII dalam kali ini, juga terkait kaderisasi dan sosialisasi hasil pleno rakernas PB PMII yang diadakan hampir 7 kali pleno BPH. Merumuskan beberapa hal pokok-pokok penting dalam kaderisasi kedepan. PB PMII memiliki strategi khusus untuk menata kaderisasi mulai dari tingkat paling bawah yaitu Rayon, Komisariat, Cabang sampai kemudian Korcab.
Konsolidasi yang di hadiri oleh 20 cabang definitif di Jawa Tengah dan dua cabang dari DIY yaitu Cabang Jogja Dn Cabang Sleman berlangsung dua hari, mulai pembukaan pagi yang di awali dengan seminar, sampai kemudian sebelum penutup juga di isi oleh sosialisasi Kaderisasi oleh KOPRI PB PMII yang di ketuai oleh sahabat Ai Rahmayanti.
Kaderisasi yang di terapkan PB PMII tidaklah berbeda dengan PB KOPRI. Hanya saja ada beberapa tambahan untuk para kader puteri. Misalkan untuk kader puteri ada pelatihan khusus yang di sebut Sekolah Kader KOPRI ( SKK ) yang ini tidak di peruntukan kader putra. Dalam materi yang di sampaikan oleh Ketua KOPRI PB PMII sahabat Ai Rahma yang biasa di panggil dengan sebutan Teh Ai’ beliau menuturkan bahwa dalam Struktural KOPRI memiliki beberapa klasifikasi yang berbeda dari setiap cabang tentunya. Ada klasifikasi A,B sampai dengan klasifikasi D atau di sebut juga KOPRI persiapan. Dan tentunya dengan beberapa syarat dan prasyarat, hak dan kewajiban tertentu. Misalnya KOPRI dengan klasifikasi A memiliki prasyarat minimal memiliki 5 Komisariat dan memiliki struktural KOPRI sampai Rayon, dan hak serta kewajibannya adalah memliki 3 suara di Konggres serta menjalankan SKK I minimal 300 Anggota setiap tahun.
Tidak hanya mengenai klasifikasi, tapi juga metode kaderisasi yang sedikit berbeda dengan periode lalu. Kalau di periode lalu SKK hanya sampai tiga (3) tingkat, sekarang sampai empat (4) tingkay yaitu SKK I yg di selenggarakan oleh pengurus tingkat Rayon, Komisariat, Cabang. SKK II di selenggarakan kepengurusan tingkat Cabang, dan SKK III di selenggarakan kepengurusan tingkat PKC dan SKKN yang di selenggarakan oleh KOPRI PB PMII dan pesertanya adalah pengurus PKC seNusantara.

Senin, 24 November 2014

Kopri jateng, LRC KJHAM dan Serikat PRT adakan longmarch, aksi seribu lilin, diskusi dan gelar karya perempuan

Situasi perempuan di Jawa Tengah, sebagai kelompok yang rentan dan marjinal, masih saja tidak menunjukkan situasi yang membaik. Situasi diskriminasi yang dialami oleh perempuan terus saja terjadi. Berdasarkan hasil pemantauan/ monitoring yang dilakukan LRC-KJHAM jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah cenderung naik dari tahun ke tahun dengan berbagai bentuk yang semakin berkembang. Terhitung sejak bulan November 2012 – Juni 2013 jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan yang melakukan pengaduan di LRC-KJHAM dan hasil monitoring dengan jumlah 301 kasus dengan jumlah korban 425. Dari jumlah kasus tersebut 265 perempuan mengalami kekerasan seksual.   
Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah tersebut, termasuk angka kekerasan seksual, tidak didukung dengan adanya perlindungan hokum tehadap perempuan korban dan kebijakan pemerintah yang cukup memadai dan melindungi hak-hak perempuan korban berdasarkan norma dan standar hokum HAM Internasional. Kebijakan tersebut seharusnya bisa memenuhi hak-hak korban dari mulai layanan medis, hokum psikologis hingga pemulihan secara menyeluruh. Meskipun sudah ada lembaga pengada layanan seperti Pusat Pelayanan Terpadu baik di Provinsi maupun di Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah. 
Tidak terpenuhinya hak perempuan korban secara menyeluruh tersebut misalnya tidak tersedianya akses layanan medis, bantuan hukum dan psikologi yang cukup memadai, tidak adanya akses pemulihan pendidikan dan reintegrasi sosial untuk perempuan korban, perspektif pemerintah yang mempersalahkan korban, dan sebagainya. Selain itu lemahnya sistem penegakan hukum dalam upaya menjerat para pelaku kekerasan untuk diajukan ke pengadilan seperti putusan/ penghukuman yang dijatuhkan oleh hakim yang rendah serta tidak memberikan efek jera terhadap para pelaku.   
Selain dari sisi perlindungan hukum dan kebijakan, peran masyarkat juga menjadi bagian penting dalam upaya untuk mencegah dan dukungan untuk penghapusan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan. peran yang dimaksud seperti perspektif masyarakat yang cenderung mempersalahkan korban karena keterbatasan informasi terkait dengan isu-isu diskriminasi, kekerasan terhadap perempuan dan sebagainya.
 
Tujuan 
1.      Mempublikasikan laporan tahunan tentang kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah pada tahun 2014.
2.      Menginformasikan berbagai bentuk pelanggaran terhadap hak asasi perempuan khususnya hak asasi perempuan korban kekerasan, korban perdagangan orang, korban eksploitasi seksual dan pekerja migrant di Jawa Tengah
3.      Mempengaruhi perspektif masyarakat dalam upaya pemulihan perempuan korban kekerasan seksual 
4.      Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya penghapusan kekerasan seksual melalui karya seni 
 
Agenda 
“Aksi Damai Seribu Lilin, Diskusi dan Gelar Karya Perempuan untuk Penghapusan Kekerasan Seksual di Jawa Tengah”
 
Waktu dan Tempat 
Waktu: Selasa, 25 November 2014 
Tempat: Museum Jawa Tengah Ronggowarsito
 
Peserta
Peserta dari agenda ini adalah sekitar 50 orang yang terdiri dari jaringan masyarakat sipil, perguruan tinggi, dan tidak menutup satangnya peserta dari luar. 
 
Susunan Acara 
“Aksi Damai Seribu Lilin, Diskusi dan Gelar Karya Perempuan untuk Penghapusan Kekerasan Seksual di Jawa Tengah”
 
NO
WAKTU
AGENDA
KET

1
16.00 – 17.30 
Long March mengelilingi Tugumuda 
Tugumuda 

2
18.30 – 22.00
-          Pembukaan
-          Renungan seribu lilin dan doa bersama untuk pengesahan RUU PPRT 
-          Sambutan perwakilan Jaringan 
-          Pentas dari SPRT 
-          Publikasi data kasus kekerasan terhadap perempuan 
-          Respon peserta 
-          Pentas dari Fatayat NU Jawa tengah
-          Pentas dari IIWC 
-          Penutup dengan Pembacaan Statemen Bersama 
Museum Ronggowarsito 

 
Sahabat-sahabat yang berkenan hadir kami membuka ruang seluas-luasnya untuk bergabung. Salam Pergerakan 


Aksi Damai Seribu Lilin, Diskusi dan Gelar Karya Perempuan Untuk Penghapusan Kekerasan Seksual di Jawa Tengah KOPRI PKC Jawa Tengah – LRC-KJHAM – Serikat PRT


Situasi perempuan di Jawa Tengah, sebagai kelompok yang rentan dan marjinal, masih saja tidak menunjukkan situasi yang membaik. Situasi diskriminasi yang dialami oleh perempuan terus saja terjadi. Berdasarkan hasil pemantauan/ monitoring yang dilakukan LRC-KJHAM jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah cenderung naik dari tahun ke tahun dengan berbagai bentuk yang semakin berkembang. Terhitung sejak bulan November 2012 – Juni 2013 jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan yang melakukan pengaduan di LRC-KJHAM dan hasil monitoring dengan jumlah 301 kasus dengan jumlah korban 425. Dari jumlah kasus tersebut 265 perempuan mengalami kekerasan seksual.  
Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah tersebut, termasuk angka kekerasan seksual, tidak didukung dengan adanya perlindungan hokum tehadap perempuan korban dan kebijakan pemerintah yang cukup memadai dan melindungi hak-hak perempuan korban berdasarkan norma dan standar hokum HAM Internasional. Kebijakan tersebut seharusnya bisa memenuhi hak-hak korban dari mulai layanan medis, hokum psikologis hingga pemulihan secara menyeluruh. Meskipun sudah ada lembaga pengada layanan seperti Pusat Pelayanan Terpadu baik di Provinsi maupun di Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah.
Tidak terpenuhinya hak perempuan korban secara menyeluruh tersebut misalnya tidak tersedianya akses layanan medis, bantuan hukum dan psikologi yang cukup memadai, tidak adanya akses pemulihan pendidikan dan reintegrasi sosial untuk perempuan korban, perspektif pemerintah yang mempersalahkan korban, dan sebagainya. Selain itu lemahnya sistem penegakan hukum dalam upaya menjerat para pelaku kekerasan untuk diajukan ke pengadilan seperti putusan/ penghukuman yang dijatuhkan oleh hakim yang rendah serta tidak memberikan efek jera terhadap para pelaku.  
Selain dari sisi perlindungan hukum dan kebijakan, peran masyarkat juga menjadi bagian penting dalam upaya untuk mencegah dan dukungan untuk penghapusan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan. peran yang dimaksud seperti perspektif masyarakat yang cenderung mempersalahkan korban karena keterbatasan informasi terkait dengan isu-isu diskriminasi, kekerasan terhadap perempuan dan sebagainya.

Tujuan
1.      Mempublikasikan laporan tahunan tentang kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah pada tahun 2014.
2.      Menginformasikan berbagai bentuk pelanggaran terhadap hak asasi perempuan khususnya hak asasi perempuan korban kekerasan, korban perdagangan orang, korban eksploitasi seksual dan pekerja migrant di Jawa Tengah
3.      Mempengaruhi perspektif masyarakat dalam upaya pemulihan perempuan korban kekerasan seksual
4.      Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya penghapusan kekerasan seksual melalui karya seni

Agenda
“Aksi Damai Seribu Lilin, Diskusi dan Gelar Karya Perempuan untuk Penghapusan Kekerasan Seksual di Jawa Tengah”

Waktu dan Tempat
Waktu             : Selasa, 25 November 2014
Tempat            : Museum Jawa Tengah Ronggowarsito

Peserta
Peserta dari agenda ini adalah sekitar 50 orang yang terdiri dari jaringan masyarakat sipil, perguruan tinggi, dan tidak menutup satangnya peserta dari luar.

Susunan Acara
“Aksi Damai Seribu Lilin, Diskusi dan Gelar Karya Perempuan untuk Penghapusan Kekerasan Seksual di Jawa Tengah”

NO
WAKTU
AGENDA
KET
1
16.00 – 17.30
Long March mengelilingi Tugumuda
Tugumuda
2
18.30 – 22.00
-          Pembukaan
-          Renungan seribu lilin dan doa bersama untuk pengesahan RUU PPRT
-          Sambutan perwakilan Jaringan
-          Pentas dari SPRT
-          Publikasi data kasus kekerasan terhadap perempuan
-          Respon peserta
-          Pentas dari Fatayat NU Jawa tengah
-          Pentas dari IIWC
-          Penutup dengan Pembacaan Statemen Bersama
Museum Ronggowarsito

Sahabat-sahabat yang berkenan hadir kami membuka ruang seluas-luasnya untuk bergabung. Salam Pergerakan

Jumat, 21 November 2014

KOPRI Jateng isi PKD Cabang Kabupaten Tegal

Tegal, 8 November 2014. Malam yang larut bukanlah alasan semangat para peserta PKD untuk surut, setelah mendengarkan sosialisasi dari PB PMII yang cukup panjang (sejak jam 8-11 malam). Jam memang sudah menunjukkan pukul 23.30 saat KOPRI Jateng masuk ke dalam forum untuk sharing materi,  seperti biasa.. Diskusi dimulai dengan review singkat terkait materi yang akan disampaikan, apakah sudah pernah mendengar, mempelajari dan mendiskusikan. Yang unik dari peserta PKD adalah hanya ada 4 gadis diatara banyaknya peserta, namun hal ini bukanlah kendala karna yang terpenting bukanlah kuantitas tapi kualitas.

Selasa, 04 November 2014

Rapat Kerja KOPRI Jateng


Semarang, 11-12 Oktober 2014. Membuat perencanaan kerja selama 2 tahun ke depan bukanlah perkara mudah, tentunya hal tersebut harus di pikirkan secara matang, meskipun dengan jumlah personil yang tidak lengkap karna dengan berbagai macam halangan yang memang tidak memungkinkan untuk di hindari kami tetap berusaha untuk mencetuskan program yang mampu memperbaiki kinerja dan komunikasi yang selama ini sempat terputus. Maka dari itu, tentunya program ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari pihak stakeholder, senior, pengurus maupun kader. berikut kami sajikan hasil dari rapat kerja pengurus Korp PMII Putri (KOPRI) Jawa Tengah. harapan kami ini akan menjadi catatan kita bersama agar kita bisa saling mengingatkan dan mendukung demi terlaksananya program yang sudah ada. Bukan saling menggurui, menyalahkan dan mencari kambing hitam, semoga ini menjadi langkah awal yang baik untuk kita semua, AMIIN
RENCANA KERJA
KOPRI PKC PMII Jawa Tengah
Semarang, 12 Oktober 2014
NO
Nama kegiatan
Time Line
Indikator Keberhasilan
Dampak yang diharapkan
Keterangan
Dana

Rapat koordinasi pengurus
sebulan sekali
Dihadiri minimal 30% dari pengurus
Adanya perencanaan program
Koordinasi antar pengurus
BPH
 -
1
Kunjungan ke Cabang
1 tahun 2x, start akhir Oktober
10 Cabang terkunjungi
Terjalin komunikasi yang baik
PJ: BPH
2.000.000,-
2
Lomba Menulis
Januari 2015
Diikuti 50 % dari peserta yang direncanakan
Meningkatnya minat menulis
PJ: Media Publikasi
10.000.000,-
3
Februari 2015
Tercetaknya 30 Eksemplar
Menelurkan karya
PJ: Media Publikasi
1.000.000,-
4
Maret 2015
Terselenggaranya talkshow dengan 100 peserta
Pengenalan KOPRI ke Masyarakat
PJ: Wirausaha
10.000.000,-
5
Desember 2014
Diikuti Cabang-cabang se Jawa Tengah
Pengetahuan atau pembekalan kepemimpinan perempuan
PJ: BPH
5.000.000,-
6
Riset dan pendampingan kelompok perempuan rentan
November 2014 – 2015
Adanya hasil riset, Terbentuknya komunitas perempuan
Adanya advokasi kebijakan berbasiskan hasil riset
PJ; Advokasi
10.000.000,-
7
Advokasi Kebijakan
-          Diskusi tentang UU Pilkada
Kondisional
-          Oktober 2014
Terlaksananya diskusi/ aksi untuk advokasi kebijakan
-          Terlaksananya diskusi, dan adanya rekomendasi

Meningkatnya pengetahuan pengurus dan kader tentang Advokasi dan adanya perubahan kebijakan
-          Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan
PJ; Advokasi
5.000.000,-



 [I1]Rencana dari divisi media publikasi akan membidik gender budgeting. Ada usulan lain ‘materi gender untuk pegangan SKK’ atau mencari isu kekinian terkait perempuan

 [I2] Konsep kegiatan: bekerjasama dengan badan atau instansi yang mampu memfasilitasi adanya ‘expo’

 [I3]Konsep kegiatan: jambore dengan desain konsolidasi antar cabang-cabang yang nantinya akan menggali permasalahan yang ada di masing-masing cabang dan membuat solusi bersama

*terimakasih kepada nu online yang sudah membantu mensosialisasikan program kami, http://m.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,2-id,55117-lang,id-c,daerah-t,Dua+bulan+ke+depan+kopri+jateng+turba+ke+cabang-.phpx