Perempuan adalah sosok yang unik.
Masing-masing perempuan sebenarnya dibekali oleh Tuhan dengan potensi
yang berbeda, sama halnya dengan laki-laki. Oleh karena itu dalam
kehidupan social masyarakat laki-laki dan perempuan mempunyai peran yang
setara, tugas dan fungsi yang seimbang. Peran perempuan dalam kehidupan
social masayarakat bisa dikatakan mengalami ketimpangan gender jikalau
dari diri perempuan itu sendiri merasa tidak berdaya, tidak ada
keyakinan untuk bisa setara dan masih bergantung terhadap susuatu yang
membuat dirinya merasa nyaman.
Lalu, cakupan berdaya itu sendiri meliputi apa saja ya ?
Pertama, Intelektualitas _perempuan yang
cerdas memiliki eksistensi yang berbeda dibanding dengan perempuan yang
tidak memiliki kecerdasan intelektual. Kemampuan dirinya dalam
brinteraksi dengan masyarakat luas akan membawa dirinya menjadi pribadi
yang penuh percaya diri dan berdampak pada penghargaan lebih dari
masyarakat sekitar tempat dia hidup dan bermukim.
Oleh karena itu dalam kondisi apapun
perempuan wajib sekolah, hal ini untuk menghindari buta huruf yang
sehingga jauh pada kata tertindas dalam budaya perempuan sebagai konco
wingking. Dengan program wajib belajar 9 tahun sebenarnya sudah cukup
membantu membebaskan perempuan dari keterpurukan dalam mendapatkan akses
informasi dan pengetahuan. Langkah awal dari pemerintah ini sepatutnya
mendapat apresiasi dari perempuan itu sendiri dalam mewujudkan
cita-citanya yang tidak hanya sekedar cita-cita sederhana saja. Bagi
saya sendiri melanjutkan ke bangku kuliah adalah wajib. Dengan begitu
kita setiap hari berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki kapasitas
yang sama yaitu mahasiswa sebagai penduduk kampus. Lingkungan kampus
akan meruncingkan nalar berfikir kritis kita sebagai perempuan.
Kecerdasan intelektual ini yang nantinya bisa
menggiring perempuan untuk bisa lebih berfikir mandiri dan bebas dari
tekanan. Apa yang dia fikirkan tentang apapun, tidak lagi takut pada
mitos ataupun balak sehingga pola pikir primitive benar-benar dia buang
dalam kehidupannya.
Setelah kecerdasan intelektual sudah
terbangun, selanjutnya yang ke dua yang tidak kalah pentingnya adalah
berdaya secara ekonomi. Perempuan yang cerdas akan mapu mengelola yang
menjadi potensi dirinya. Kemudian melihat potensi sumber daya yang ada
disekitanya sehingga dia bisa hidup dari kemampuan mengelola sumber daya
yang ada disekitar dan dijadikanlah peluang usaha bagi dirinya.
Konsekwensi dari hal tersebut yang membuat dirinya tidak tergantung pada
pihak lain, karena merasa secara ekonomi dia bisa survive. Biasanya
perempuan seperti ini secara psikologis memiliki karakter yang kuat,
pantang menyerah, berani mengambil resiko dalam berekspresi. Dari sisi
religius memiliki kekuatan dan keleluasaan untuk berkeyakinan
menjalankan ajaran yang diyakini kebenarannya tanpa takut pada ancaman
dan gangguan dari pihak lain.
Faktor yang penghambat ketidakberdayaan perempuan (sulit survive)
Kooptasi dan hegemoni yang terlalu kuat.
Contohnya lingkungan sekitar yang tidak mendukung upaya survive nya,
seperti suami, orang tua dan budaya, yang membatasi ruang geraknya dalam
berekspresi. Biasanya perempuan seperti ini tidak memiliki jiwa
tertantang yang lebih karena dirinya sudah terlalu nyaman hidup dizona
nyaman, secara ekonomi sudah terpenuhi apa yang dia inginkan.
Konsekwensinya, kehidupn yang sudah bergantung pada orang lain meskipun
suami sendiri yang nota bene wajib menafkahi keluarga akan berdampak
pada karakter perempuan dalam kehidupan jikalau suami tidak lagi bisa
menafkahinya. Suply financial dari pihak manapun berdampak pada tingkat
kenyamanan kehipunan seseorang dan membuat orang itu tidak terasah
kemampuannya dalam upaya survive secara ekonomi.
Sedangkan factor pendukung perempuan bisa
survive diantaranya terinspirasi dari pihak lain yang mampu menggugah
keinginannya untuk bangkit dan membangun jati diri nya menjadi perempuan
berdaya secara intelektual, ekonomi, social dan spiritual.
0 komentar:
Posting Komentar